BERITAMURIA.Com-KUDUS-
17
Ramadan sebagai malam turunnya al-Quran atau yang sering diperingati sebagai Nuzulul
Quran. Tatkala itu nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya. Yaitu Iqra,
yang artinya membaca. Maksud dari ayat pertama ini tentu Umat Islam diharapkan
bisa membaca dan peka terhadap keadaan.
Peringatan nuzulul quran
juga digelar di halaman pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (23/6) malam. Ribuan
jamaah dengan tertib mengikuti acara hingga usai meski diguyur hujan yang cukup
lebat malam itu dan pengajian dilanjutkan di dalam pendopo.
Acara ini bertujuan untuk
menggairahkan semangat membaca Alquran sebagai bagian dari syiar Islam.
Terlebih apabila bisa memahami makna yang terkandung di dalamnya. Dan tujuan
lain tentu menggali isi kandungan Alquran untuk dipedomani dalam kehidupan
sehari-hari.
Yang pasti, dengan
pengajian umum ini, ukhuwah dan persaudaraan sesama warga Kudus terjalin lebih
erat dan kuat. Yang tentunya ini sebagai modal utama dalam membangun Kudus.
Karena setiap elemen masyarakat memiliki peran tersendiri dalam memajukan
Kudus.
Dalam sambutannya, bupati
menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan kehadiran ribuan warga Kudus
malam itu. Menurutnya, acara yang digelar di pendopo ini sangat pas. Karena
pendopo bukanlah rumah bupati, melainkan rumah rakyat.
”Mari kita ikuti peringatan
nuzulul quran ini dengan baik di rumah rakyat ini,” kata Bupati dalam
sambutannya.
Bupati yang menjadi
inspirator untuk mengadakan tadarusan bagi para pegawainya setiap hari di
pendopo ingin jajarannya bisa membaca dan memahami kandungan Alquran secara
baik. Karena ini merupakan modal dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT,
termasuk bekerja untuk melayani seluruh masyarakat.
Malam itu, bupati berharap
agar seluruh masyarakat senantiasa diberikan keberkahan dengan mengikuti
kegiatan ini. Karena nuzulul quran merupakan momen spesial turunnya tuntunan
hidup dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW.
Acara diakhiri dengan
pengajian yang disampaikan KH Abdul Qodir dari Semarang. Disampaikannya bahwa
manusia harus bisa memahami dengan baik hakikat kehadirannya di muka bumi.
Untuk itu, secara vertikal harus mau untuk tunduk patuh pada aturan Allah SWT
dengan beribadah dengan baik.
Sedangkan dengan sesama
manusia, kiai yang berasal dari Ngaliyan ini menyampaikan pentingnya hubungan
dengan sesama. Terutama berbakti kepada kedua orang tua. Persaudaraan yang
terjalin baik menjadi modal untuk kemajuan bersama.(rg)