GEBYAR PKL KUDUS 2016 : “ANTARA INTIMIDASI, PEMUASAN HASRAT PENGUASA DAN KEBUTUHAN MEDIA AKAN IKLAN” CATATAN REDAKSI BERITAMURIA.COM - BERITA MURIA
Berita Terkini :
Home » , » GEBYAR PKL KUDUS 2016 : “ANTARA INTIMIDASI, PEMUASAN HASRAT PENGUASA DAN KEBUTUHAN MEDIA AKAN IKLAN” CATATAN REDAKSI BERITAMURIA.COM

GEBYAR PKL KUDUS 2016 : “ANTARA INTIMIDASI, PEMUASAN HASRAT PENGUASA DAN KEBUTUHAN MEDIA AKAN IKLAN” CATATAN REDAKSI BERITAMURIA.COM

Written By Unknown on Selasa, 12 Januari 2016 | 15.28


Penetapan 5 Januari sebagai hari PKL (Pedagang Kaki Lima) hanya terjadi di Kudus. Konon, pengukuhan hari PKL bertepatan dengan peristiwa penyerahan bantuan hibah ratusan grobak kepada para PKL pada tahun 2013 jelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Kudus.

Peringatan hari PKL tahun 2016 diselenggarakan Pemkab Kudus dengan menggelar gebyar PKL. Kemeriahan gebyar PKL kali ini terungkap sisi gelap yang mengarah pada intimidasi dan eksploitasi terhadap para PKL.

Patut disayangkan, dugaan pemaksaan terhadap sejumlah PKL (Pedagang Kaki Lima) dalam kegiatan Gebyar PKL. Terbukti adanya surat yang dikeluarkan Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kab. Kudus yang mewajibkan PKL untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan disertai ancaman.

Sah-sah saja hari PKL diperingati guna menunjukkan keberpihakan Pemkab Kudus terhadap keberadaan pedagang kecil. Akan tetapi tidak harus menggelar kegiatan yang dipaksakan. Ancaman akan melarang berjualan di wilayah Kab. Kudus bagi PKL yang tidak berpartisipasi dalam gebyar PKL merupakan bentuk pelanggaran HAM.

Surat undangan bagi PKL yang disertai ancaman sama saja menempatkan PKL sebagai obyek guna memuaskan kepentungan rezim yang berkuasa saat ini. PKL dipaksa untuk balas budi atas peran pemerintah yang merasa telah membebaskan mereka berdagang di pinggir jalan. Bahkan dipaksa untuk berterimakasih atas kebaikan pemerintah yang pernah memberikan gerobak PKL pada tahun 2013 menjelang berlangsungnya Pilkada di Kab. Kudus.

Temuan surat undangan plus ancaman terhadap PKL menjadi sisi gelap dari kemeriahan gebyar PKL. Hanya PKL yang berada di Simpang 7 yang diuntungkan. Sementara PKL yang telah mapan diberbagai tempat menanggung kerugian akibat sepi pembeli.
   
Gebyar PKL dengan dalih memperingati hari PKL perlu dievaluasi. Memobilisasi para PKL untuk menggelar dagangannya dalam satu areal yang ditentukan memicu keresahan. Pertama, ada biaya atau tenaga yang harus dikeluarkan para PKL ketika berpindah dari lokasi asalnya, dan kedua pendapatannya menurun disebabkan banyak PKL memiliki langganan tetap yang tidak semuanya berkenan datang ke lokasi gebyar PKL.

Anehnya, ketika banyak diketahui pengakuan para PKL mengalami intimidasi justru media bungkam. Diduga, idealisme pers kalah oleh bayaran iklan yang cukup tinggi. Jeritan para PKL tidak teradvokasi oleh teriakan lantang aktifis yang selama ini mengaku pejuang demokrasi.

Penguasa saat ini rupa-rupanya paham sekali cara membungkam pers ataupun memasung para pegiat demokrasi yang ada di Kudus. Anggaran iklan tiap tahunnya meningkat tajam. Oleh karenanya semua aktivitas pemerintah dapat disetting meskipun tidak sesuai kenyataan sebenarnya.


Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
If you enjoyed this article just
click here
, or subscribe to receive great content just like it.




 
Support : Creating Website | Maestro Template | BM Template
Proudly powered Admin
Copyright © 2015. BERITA MURIA - All Rights Reserved

Daftar Kunjung
Template Design by Creating Website Published by Maestro Template