BERITAMURIA.Com-Kudus. Perhatian pemerintah terhadap
tumbuhkembangnya Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus diupayakan. Terutama memberikan fasilitasi
agar terjadi akselerasi pertumbuhan dan pemasaran (KUMKM). Jika sebelumnya
Pemerintah Pusat memberikan satu juta domain melalui kementerian komunikasi dan
informatika, kini giliran kementerian Koperasi dan UMKM (KUMKM) menyediakan
pendamping untuk KUMKM di semua wilayah kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah.
Hal ini diungkapkan Drs Sugeng MM Msi, kepala Balai latihan Koperasi dan UMKM
Provinsi Jawa Tengah dalam acara “ Peningkatan kapasitas SDM fasilitator dan
pendamping UMKM “.
“ UMKM di Provinsi di Jawa Tengah ini
ada sekitar 7,5 jutaan, ini data per desember 2015. Nah, untuk yang mikro dan
kecil membutuhkan pendampingan agar bisa naik kelas menjadi kecil dan menengah. Kalau yang sudah menengah
rata-rata tidak terlalu membutuhkan pendampingan karena menajemen sudah lebih
baik ,” terang Sugeng, sebagaimana ditulis Koran Sindo Seputar Muria, Minggu,
15 Mei 2016.
Menurut Sugeng, momentum pertumbuhan
UMKM baru bakal bisa terlihat beberapa bulan setelah pengumuman sekolah baik
SMA maupun SMP. Sebab minimal 4 bulan paska pengumuman kelulusan dan tidak
melanjutkan kuliah atai sekolah pasti akan melakukan kegiatan wirausaha
sendiri.
“ Kita hafal setelah menyerap data dari
para peserta pelatihan di Balatkop UMKM. Saat ini kami baru melakukan pembinaan
sekitar 810 ribuan orang, jadi belum ada satu juta UMKM dan koperasi ,”
tuturnya.
Nah, sambungnya, setelah melalui pembinaan
di Balatkop UMKM, kemudian mereka diajukan untuk mendapatkan fasilitasi
lebihlanjut dari pemerintah pusat. Kemudian Jawa tengah mendapatkan kuota 60
ribu domain gratis dari Kemenkominfo. Acara ini dilakukan awal Bulan Mei dengan
mengundangan Dinas UMKM kabupaten Kota dan asosiasi UMKM.
“ Kemudian kita juga mendapatkan alokasi
dana APBN pendampingan UMKM dari kemenkopUMKM. Ini sebagai upaya untuk
percepatan pembinaan pada UMKM dan koperasi di wilayah jawa tengah. Selain itu
juga sebagai akselerasi pengurangan tingkat kemiskinan ,” jelasnya.
“ Fokus pak Gubernur Ganjar sekarang
adalah percepatan pengentasan kemiskinan melalui koperasi dan UMKM. Sebab
karyawan pabrik dan PNS jumlah terbatas. Kalau UMKM kan tidak terbatas, selalu
tumbuh karena muncul dari kreatifitas ,” tukasnya.
Konsentrasi yang dilakukan misalnya pada
daerah-daerah miskin namun memiliki sumberdaya alam yang banyak maka dilakukan
pertumbuhan UMKM. Misalnya, di daerah Banyumas memanfaatkan keberadaan sebagai
penghasil pepaya, Brebes yang kelebihan singkong dan Purwokerto yakni desa
Rawalo sebagai basis pembuat layang-layang.
“ Bahkan di purbalingga sekarang menjadi
penghasil unggulan dari bahan lidi. Sebab disini dahulunya tidak berguna sama
sekali, karena banyaknya pohon kelapa. Tapi sekarang warganya banyak menjadi
UMKM dengan produksi berbahan lidi. Mulai dari tempat buah, piring, tempat tisu
dan lainya. Di bali, piring lidi ini sangat mahal, padahal di Purbalingga
bahanbakunya nyaris tidak kulakan. Seperti inilah nanti para pendamping KUMKM
ini kita fungsikan ,” tandasnya.
Sementara itu, Mulyo Budi Setyawan,
instruktur mengatakan bahwa, para pendamping UMKM ini merupakan penugasan
langsung dari Kementrian KUMKM atau dibiayai oleh APBN 2016.
“ Jadi tugas dari pendamping ini adalah
mendampingi pembinaan KUMKM masing-masing kabupaten Kota. Melakukan
identifikasi, kekurangan dan masalah yang mereka hadapi lalu membantu
memberikan solusi. Sehingga pendamping ini memang salahsatu kualifikasinya
selain praktisi UMKM adalah orang yang memiliki jejaring luas. Bahkan apabila
KUMKM itu kesulitan modal maka bisa menjembatani akses permodalan melalui bank
atau CSR ,” ujar Mulyo Budi. (MSH)