Kebangkitan Nasional 2016 Sebagai Bangkitnya Rasa Nasionalisme Dan Nisyfusyakban 1437 H Moment Mengembalikan Urusan Kepada Allah SWT - BERITA MURIA
Berita Terkini :
Home » , » Kebangkitan Nasional 2016 Sebagai Bangkitnya Rasa Nasionalisme Dan Nisyfusyakban 1437 H Moment Mengembalikan Urusan Kepada Allah SWT

Kebangkitan Nasional 2016 Sebagai Bangkitnya Rasa Nasionalisme Dan Nisyfusyakban 1437 H Moment Mengembalikan Urusan Kepada Allah SWT

Written By Unknown on Jumat, 20 Mei 2016 | 19.21


Berita Muria, Jumat, 20 Mei 2016 bangsa Indonesia menghela nafas sejenak mengingat perjuangan generasi muda pada awal-awal era tahun perjuangan memperebutkan kemerdekaan dari penjajah yang dikenal dengan diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional. Dan disaat itulah suatu perjalanan Bangsa yang sudah mencapai dua generasi dari 20 Mei 1908. 
Komunitas serta Lembaga Swadaya Masyarakat KMKB (Konsursium Masyarakat Untuk Kudus Bersih) beserta komunitas Honorer K2 Kudus berkumpul untuk memperingati berdirinya Boedi Oetomo dibarengi dengan peristiwa reformasi 20 Mei 1998 dan juga bulan penuh keberkahan Nisyfusyakban 1437 H tersebut.

Menurut H. Syururi Mujib selaku pentolan LSM KMKB bahwa Kebangkitan Nasional papar beliau, merupakan Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Begitu juga Slamet mahmudi selaku sekretaris LSM KMKB juga menambahkan masa tersebut ditandai dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Dan di saat-saat inilah negeri kita yang besar takbisa meninggalkan sejarah begitu saja atas pergerakan bangsa sebagai salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli/penderitaan.
Nagara ini masih menunggu dan mengejar agar bangsa bangkit menuju peradaban yang lebih baik dan berkesinambungan. Masalah demi masalah yang dihadapi memang cukup rumit, terutama generasi saat ini mengukur keberhasilan dilihat dari bangkitnya peristiwa Reformasi 20 Mei 1998 dan diakui atau tidak banyak fihak berharap akan terjadi perubahan mendasar setelah 18 tahun reformasi terjadi.

Namun.....apa dikata Reformasi telah “menelan korban dan biaya” yang tidak sedikit. Baik dari aset fisik,  budaya, sosial, psikologis dan aspek kemanuasian lain. Peradaban kita ada di ambang “To Be or Not To Be” jika pinjam istilah dari pemimpin bangsa Cina modern, Dr. Sun Yat Sen yang berarti berhasil atau tidak berhasil. Banyak pemangku kepentingan bangsa baik tokoh politik, akademisi maupun tokoh nasionalis religi menghadapi kebingungan dengan “Prioritas Mana Yang Harus Dipilih Oleh Bangsa Indonesia?”. Mereka masih gamang (perasaan takut, rasa ngeri serta khawatir)“ dengan irama apa yang harus dimainkan? Hanya Allahlah tempat untuk bergantung dan Semoga Allah Memberikan kemudahan untuk kita semua, terutama kebijakan pemerintah atas nasib honorer K2 untuk segera diangkat dan diperjelas nasibnya. Papar Syaifudin dalam refleksi Nisyfusyakban 1437 H.


Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
If you enjoyed this article just
click here
, or subscribe to receive great content just like it.




 
Support : Creating Website | Maestro Template | BM Template
Proudly powered Admin
Copyright © 2015. BERITA MURIA - All Rights Reserved

Daftar Kunjung
Template Design by Creating Website Published by Maestro Template