LEBARAN, HARUSKAH SERBA BARU ? - BERITA MURIA
Berita Terkini :
Home » , » LEBARAN, HARUSKAH SERBA BARU ?

LEBARAN, HARUSKAH SERBA BARU ?

Written By Unknown on Jumat, 03 Juli 2015 | 03.28


Beritamuria.com. Pembelajaran dari ibadah puasa tidak hanya sekedar melatih ragawi untuk menahan lapar dahaga sebagaimana waktu yang ditentukan. Lebih dari itu, pelaku puasa diwajibkan menjauhkan diri dari segala sikap hidup tercela, mengendalikan lidah dari perkataan kotor, mengendalikan emosi dan hati dari segala sikap iri, dengki, dendam, amarah dan nafsu rendah lainnya.

Terkandung hikmah kesederhanaan yang memancar dari kegiatan berpuasa. Namun apakah semua hikmah dari pelaksanaan ibadah puasa telah menjadi pola hidup masyarakat muslim kita ?.
Kenyataan tak terbantahkan, pusat-pusat perbelanjaan pada bulan Ramadhan menjadi lain dengan bulan sebelumnya. Pasar, toko-toko penuh dengan arus pembeli. Bahkan belum juga mulai puasa, orang sudah mempersiapkan diri untuk kebutuhan puasa dan lebaran.

Heboh mempersiapkan hari lebaran jauh lebih gemerlap dibanding mengkhususkan diri dalam kekhusukan ibadah Ramadhan. Belanja pakaian dan makanan untuk hari raya tampak seperti suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Semua mesti serba baru dan istimewa.
Begitulah kesibukan belanja menjelang lebaran dari tahun ke tahun. Keadaan ini sudah mengakar dalam masyarakat sejak dulu, dan rasanya akan terus berlangsung, karena terlalu sulit untuk mengubah pola hidup yang begitu mendarah daging itu.

Bersuka-cita pada hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi keagamaan yang membudaya. Busana baru, sepatu baru dan segalanya serba baru. Dan kadang berlebihan, rambut pun ditata dengan mode baru.
Sejauh batas-batas kewajaan, hal tersebut merupakan materialisasi dari pada ekspresi jiwa atau manifestasi lahiriyah seorang yang kembali kepada fitrahnya dan berhasil menyelesaikan ibadahnya. Ini menunjukkan betapa nilai-nilai keagamaan telah diberi warna kultural, sehingga Hari Raya Lebaran ini sudah “culturalized” dalam masyarakat kita.

Kegembiraan dengan penampilan yang lain dari biasanya di hari lebaran menjadi pemandangan tahunan. Asal tidak berlebihan dan memaksakan diri. Sampai terpaksa harus berhutang ke sana ke mari untuk tampil baru di hari lebaran. Ini justru bertentangan dengan makna Idul Fitri itu sendiri.

Makna Idul Fitri sebagai bentuk kemenangan mengalahkan hawa nafsu. Secara sosial kegiatan Idull Fitri dilakukan dengan menjalin siraturrahmi saling memaafkan. Sehingga tumbuh rasa sosial dan rasa kasih terhadap sesama. Membangun hablum minAllah dan hablum minannas.

Oleh karena itu, penghayatan terhadap makna Idul Fitri ini tidaklah ditentukan oleh simbol-simbol lahiriyah atau kemegahan bendawi lainnya. Tapi oleh tekad kita dalam upaya memperbaiki kualitas hidup sebagai manusia yang tidak pernah sempurna ini, melalui ibadah puasa. Salam. (Wkt)



Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
If you enjoyed this article just
click here
, or subscribe to receive great content just like it.




 
Support : Creating Website | Maestro Template | BM Template
Proudly powered Admin
Copyright © 2015. BERITA MURIA - All Rights Reserved

Daftar Kunjung
Template Design by Creating Website Published by Maestro Template