Program beras untuk rakyat miskin (raskin), ternyata masih sangat dibutuhkan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Masyarakat mengaku masih merasakan manfaat luar biasa atas kehadiran raskin.
Nuraeni, seorang nenek berusia 64 tahun, bahkan sempat menangis saat meluapkan perasaan terkait raskin yang selama ini diterimanya. Warga Kampung Kuta Ateuh, Jurung Thaib, Kecamatan Sukakarya, Sabang, ini, mengaku sangat terbantu dengan raskin lantaran dari segi ekonomi, dirinya tergolong miskin.
“Kami benar-benar terbantu dengan adanya raskin. Tolong jangan dihapus, sedih sekali kalau sampai terjadi,” kata Nuraeni, Jumat (23/1/2015).
Tinggal seorang diri di rumah sederhana, Nuraeni mengandalkan pemberian anak-anaknya untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, raskin memang menjadi tumpuan harapan. Dia pun tidak mempersoalkan mengenai lauk pauk, meski hanya makan dengan sambal. “Tetapi kalau tidak ada beras, bagaimana nasib kami?” keluhnya.
Sementara itu, Asmuni, warga Kampung Anek Laut, Jurung Putro Bungsu, Kecamatan Sukakarya, Sabang, juga mengungkapkan keprihatinan yang sama.
Dia mengeluhkan lantaran masih harus membiayai tiga orang anaknya. Bekerja sebagai pengambil gula aren di hutan, kondisi ekonomi Asmuni memang terbilang jauh dari layak. “Semoga pemerintah tetap memberikan raskin kepada kami,” harapnya.
Sedangkan di Kabupaten Bandung Barat, seluruh penerima raskin juga bersuara serupa. Misalnya saja Zaenal (67), warga Kampung Malaka, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta.











